Hai Dear,
Bagai mana harimu ,
Aku ingat ketika aku berceloteh mengenai mimpi di hadapanmu. Dan kamu menjawabnya dengan tegar dan mengajakku menari dibawah lambu temaram. Aku tahu terkadang kita berjalan tidak selalu bergandengan dengan orang-orang yang baik. Dan juga tidak selalu dengan orang-orang yang mampu bertahan, Aku berharap agar selalu tenang dan berwibawa. Mengangkat kepala dan melantangkan suara, yang menandakan aku tidak kalah, aku tidak mundur.
Tapi sayang, dunia ku seakan mengajakku hanya berlari di tempat. Membuatku dikelilingi serombongan kupu-kupu hitam yang hanya ingin menempelkan sserbuk hitamnya. Dan menandakan bahwa aku kroni mereka. Sayang, haruskah aku kuat dan bertahan. Baiklah , itu bukan pertanyaan , itu sebuah pernyataan.
Bukan aku yang kuat. Aku lebih kagum kepadamu sayang. Yang tidak hanya menyempatkan secuil cintanya, namun juga besar perhatiannya. Bayangkanlah hanya dengan membaca setiap Semangat yang kamu tuliskan dan gambarkan , membuatku menjadi pecundang jika mundur.
Kamu tidak hanya hadir dalam bentuk fisik, jika aku takut dengan bayangan. Tapi aku tidak akan pernah takut jika hanya bisa memeluk bayanganmu. Mencium tiupan katamu yang berisikan semangat dan terus maju. Tuhan memang adil, jikalau ini adalah panggung sandiwara akan ada putri salju dan ibu tiri yang bekerja sama dengan para penyihir. Tapi juga telah di ciptakan para kurcaci baik dan sang pangerannya. Namun aku juga ingat, ketika ada sebuah hal yang menyedihkan dari rintik hujan, air yang mengalir membuat kita sadar hidup membutuhkan secuil kesedihannya untuk tetap membuat kita bertahan. Dan dari secuil kesedihan itu kita akan tetap hidup.
Sayang, berjanjilah satu hal kepadaku. Untuk tidak pernah lelah, untuk tidak mudah putus asa, untuk tidak pernah seiya sekata denganku. Karena ketika aku berucap aku tidak sanggup, kamu mampu membuatku untuk terus Mencoba. Janji ya sayang.
Sayangku selalu untukmu
Dimanapun kamu berada
Dan siapapun kamu .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar